Mengenal Solar Panel, Energi Terbarukan Penghasil Listrik dari Onduline
Indonesia merupakan negara dengan potensi tenaga surya yang besar di dunia. Menurut Global Solar Atlas, besar potensi sinar matahari langsung di Indonesia bisa mencapai 5,74 kWh/m2. Salah satu penyebab tingginya iradiasi di Indonesia adalah letaknya yang secara geografis dilewati oleh garis khatulistiwa serta wilayahnya sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia.
©Global Solar Atlas
Garis pantai yang panjang akan menciptakan potensi sinar matahari yang besar untuk penggunaan solar panel. Faktanya, wilayah pantai merupakan wilayah yang jarang tertutup awan sehingga sinar matahari dapat langsung masuk ke permukaan bumi, seperti pantai-pantai di Indonesia. Selain itu, daerah-daerah pantai cenderung tidak memiliki gedung-gedung tinggi seperti yang ada di pusat-pusat kota. Bayangan-bayangan dari gedung tinggi inilah yang biasanya menghalangi cahaya matahari untuk masuk ke permukaan solar panel.
Mengenal Solar Panel
Solar panel merupakan alat yang mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Solar panel menyerap foton yang dilepaskan oleh matahari. Foton merupakan partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik yang biasanya dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik seperti cahaya, gelombang radio, dan sinar-X. Jadi, solar panel menyerap cahaya matahari, bukan panas matahari.
Efisiensi Solar Panel
©Nikos Kopidakis - National Renewable Energy Laboratory (NREL)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan National Renewable Energy Laboratory (NREL), efisiensi solar cell yang membentuk solar panel sebenarnya bisa mencapai 44%. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium, belum dalam skala produksi. Angka ini merupakan angka yang fantastis, mengingat efisiensi solar panel yang ada di pasaran hanya berkisar pada angka 16-20%. Lalu, mengapa solar cell dengan efisiensi tinggi tidak ada di pasaran?
Ada alasan ekonomis di balik tidak diproduksinya solar cell berefisiensi tinggi. Saat ini, solar cell dengan efisiensi lebih dari 30% adalah solar cell yang diciptakan dari material gallium arsenide atau indium selenide yang harganya bisa mencapai 100 kali lipat dari harga material solar cell yang tersedia di pasaran. Umumnya solar cell menggunakan material silicon crystalline dengan harga jauh lebih terjangkau daripada material gallium arsenide.
Ekspor-Impor Listrik
Solar panel dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mengikuti skema ekspor-impor listrik ke PLN. Energi berlebih yang dihasilkan solar panel dapat dikirimkan ke PLN. Skema ini tidak secara langsung mempraktikkan jual-beli listrik untuk diubah menjadi Rupiah. Namun, skema ekspor-impor ini memungkinkan pelanggan listrik PLN untuk mengurangi tagihan listrik.
Bahkan, bila memasang sistem PLTS yang cukup besar, pelanggan listrik hanya perlu melakukan pembayaran pada angka tagihan minimum. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2021 Pasal 5 (1) menyatakan, "Sistem PLTS Atap yang akan dipasang oleh calon pelanggan PLTS Atap di wilayah usaha Badan Usaha Milik Negara Pemegang IUPTLU, kapasitasnya dibatasi paling tinggi 100% (seratus persen) dari daya tersambung pelanggan PLTS Atap."
Peraturan ini mengubah aturan sebelumnya pada tahun 2018 di mana pelanggan listrik diberikan kompensasi hanya sebesar 65% dari total energi yang diekspor. Peraturan terbaru dengan kompensasi ini tentu makin menguntungkan masyarakat.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, manfaatkan skema ekspor-impor listrik ini dengan menggunakan solar panel dari Onduline! Kunjungi profil Onduline di Archify untuk mendapatkan solar panel sesuai kebutuhan Anda.